Nikmatnya Menghirup Wedang

Ada kuliner kuno dapat diketemukan dalam tempat ini. Ditambah situasi tempat yang sejuk serta asri, pas buat yang kangen situasi makan pedesaan.

“Di sini idenya kita kembali lagi betul-betul untuk ndeso, menu yang ada di sini non hewani, non ikan, non susu. Intinya vegan,” sebut Yasin terlibat perbincangan dengan detikcom, Minggu (20/9/2020).

Untuk minuman diberikan hangat dengan air yang dibuat memakai tungku.

“Semua formasi minuman, manfaatnya meningkatkan daya kekebalan badan. Semenjak awal ide kami bertambah pada mendidik beberapa rawuh (tamu), apa itu tomboan, situs Ngawonggo, serta edukasi mengenai tumbuh-tumbuhan. Serta tamu tiba ke sini untuk memperoleh tombo (obat) melepas capek,” kata Yasin.

Spesial makanan, konsumen harus lakukan booking lewat account instagram @tomboan lebih dulu dengan kemampuan cuma 50 orang saja.

“Untuk pesan makanan harus booking dahulu, kemampuannya 50 orang saja, supaya tidak melonjak. Umumnya, yang non booking, ada rata-rata 25 sampai 30 orang. Rerata seharinya sampai 75 orang,” papar Yasin.

“Inspirasi sebetulnya bersama-sama masyarakat dengan ganti inspirasi serta opini. Serta memang idenya dibawa ke waktu kerajaan dulu. Tiap Kamis kami tutup,” jelas Yasin.

Walau belum genap setahun berdiri, pengunjung dari beberapa wilayah banyak banyak yang datang ke Tomboan. Mereka mengenali kehadiran Tomboan dari sosial media.

Hal menarik yang tidak diketemukan dimana saja ialah, ‘Kotak Asih’ untuk tempat pengunjung bayar makanan, minuman, serta kudapan yang dipesan. Kotak memiliki ukuran 15×30 cm. itu, ditempatkan di salah satunya tiang penyangga dapur penting Tomboan.

Faktanya, supaya pengunjung bisa bertambah santai semasa ada di Tomboan.

“Kita tidak ada biaya dapat memberikan seikhlasnya, kami menyamai pengunjung ialah tamu. Agar santai, tidak kaku. Terus membayarnya dapat disangka-kira sendiri oleh tamu,” papar Yasin.