SITUS JUDI BOLA ONLINE YOUNGSTER LIVERPOOL RHIAN BREWSTER

Situs Judi Bola Online Brewster pemuda ceria yang bermain dengan tersenyum. Dia dapat saja bercerita mengenai banyak hal menyenangkan. Pencapaian-pencapaiannya sejauh ini, seumpama: menjuarai Piala Dunia U17 2017 dan menjadi pencetak gol terbanyak di kejuaraan hal yang demikian. Situs Taruhan Bola Terbaik Bukan itu yang diceritakannya terhadap Daniel Taylor, kepala penulis sepakbola The Guardian.

Agen Taruhan Bola Terpercaya Rhian Brewster memperoleh dukungan penuh dari banyak pihak: Mike Gordon (co-owner Liverpool), Jürgen Klopp, Steven Gerrard, dan Troy Townsend yakni sebagian di antaranya. Berita Bola Terupdate Townsend yakni education manager Kick It Out, organisasi anti-rasisme, anti-diskriminasi di sepakbola. Selama wawancara, Brewster didampingi oleh Alex Inglethorpe, academy director Liverpool. Terlepas dari perhatian, dukungan, dan bantuan banyak pihak, perlu kita ingat bersama bahwa menjadi korban rasisme rasanya menyakitkan; menyebutkan seluruh yang terjadi berarti mengorek luka.S

Situs Judi Bola online Dalam tulisan dari hasil wawancaranya dengan Brewster, menulis: “UEFA, secara khusus sepatutnya memerhatikan sebab ini yakni teriakan meminta bantu dan terasa betul-betul salah bagaimana dalam satu jam. Seorang pesepakbola remaja yang belum menjalani debut profesionalnya. Bisa menyebutkan tujuh kejadian di mana dia menjadi korban perbuatan rasis atau menyaksikan hal sama terjadi terhadap rekannya.

Agen Taruhan Bola Terpercaya Lima kejadian di antaranya terjadi dalam tujuh bulan terakhir. Dua terjadi saat dia bermain untuk Inggris dan satu terjadi di final Piala Dunia di mana, terlepas dari seluruh kenangan dalam keberhasilan menaklukkan Spanyol U17, Brewster bisa dengan terang mengingat salah satu rekannya dipanggil ‘kera’ oleh seorang pemain lawan.”

“Saya melompat berdiri dan wasit datang berlari sebab terang sekali dia menyadari sesuatu sudah dikatakan. Wasit berkata kepadaku ia tak dapat mengerjakan apa-apa sebab dia tak mendengar apa yang dikatakan, dan ‘satu-satunya persoalan yang bisa saya lakukan yakni melaporkannya’. Saya bilang: ‘Seandainya seperti itu, ayo – ayo laporkan kejadian ini.’ Dia mulai mengerjakan hal lain dan saya berkata: ‘Tak, kini.’ Kami menghampiri wasit keempat dan melaporkannya. Saya bilang terhadap Steven [Gerrard] seputar apa yang terjadi dan kami melayangkan keluhan di daerah.”

Spartak diungkapkan bersalah oleh UEFA tapi hukumannya cuma sebatas melarang setidaknya 500 daerah duduk di tribun penonton untuk diaplikasikan pada laga kandang selanjutnya. Di daerah duduk yang dilarang digunakan yang sedemikian, UEFA memajang spanduk Equal Game, kampanye kesetaraan UEFA.

Panggilan yang sama kembali dialamatkan terhadap Brewster pada September. Liverpool menjamu Sevilla dalam laga UEFA Youth League. sebelumnya, panggilan yang bersifat merendahkan demikian dimaksudkan terhadap Brewster dalam adu mulut. Brewster naik darah dan berniat meninggalkan lapangan. Gerrard menyadarinya dan menanyakan apa yang terjadi. Staf pelatih Liverpool melapor terhadap wasit keempat. Brewster mengurungkan niatnya untuk meninggalkan lapangan. Lagi-lagi, UEFA menyuarakan tidak ada cukup bukti untuk menjatuhkan sanksi.

Dari seluruh kejadian yang menimpa atau disaksikan Brewster, cuma pada satu kans pelaku benar-benar dihukum. Terjadi pada 2015, ketika Liverpool menghadiri kejuaraan umur muda di Republik Ceko.

Situs Taruhan Bola Terbaik Pelaku mengakui ucapannya dan dihukum tidak boleh tampil sampai kejuaraan selesai. Brewster baru berusia 15 tahun ketika itu, tapi kejadian pertama yang menimpanya terjadi ketika dia masih berusia jauh lebih muda, ketika Brewster masih bermain untuk Chelsea.

Serangkaian kejadian yang berulang di tahun-tahun selanjutnya tidak segera membikin Brewster menjadi terbiasa. Dan dia memang tidak sepatutnya mewajarkan perbuatan-perbuatan yang salah. Brewster senantiasa berupaya hening dan mengerjakan hal yang ideal. Tapi kejadian terakhir membuatnya berharap main hakim sendiri sebab dia telah kehilangan kepercayaan terhadap cara. Rekan-rekannya mencegah.